Sinusitis merupakan peradangan pada saluran rongga
tengkorak yang menghubungkan hidung dengan rongga mata. Biasanya sinus berisi
udara, tetapi ketika sinus tersumbat dan berisi cairan, maka kuman, bakteri, virus
dan jamur dapat berkembang dan menyebabkan infeksi. Salah satu indikasi seseorang
terserang penyakit sinusitis bisa ditandai dengan adanya keluhan terus menerus pada
bagian tenggorokan, hidung tersumbat dan sakit kepala yang terus menerus.
Selain itu sinusitis juga di tandai dengan adanya perubahan warna ingus yang
cenderung berwarna kuning dan hijau yang mengindikasikan bahwa virus atau
bakteri telah berkembang biak.
Sinusitis merupakan penyakit yang sangat lazim
diderita di seluruh dunia, hampir menimpa kebanyakan penduduk Asia. Penderita
sinusitis bisa dilihat dari ibu jari bagian atas yang kempot. Sinusitis dapat
menyebabkan seseorang menjadi sangat sensitif terhadap beberapa bahan, termasuk
perubahan cuaca (sejuk), pencemaran alam sekitar dan jangkitan bakteri. Gejala yang mungkin terjadi pada
sinusitis adalah bersin-bersin terutama di waktu pagi, rambut rontok, mata
sering gatal, kaki pegal-pegal, cepat lelah dan asma. Jika kondisi ini berkepanjangan
akan meimbulkan masalah keputihan bagi perempuan atau ambeien (gangguan prostat) bagi laki-laki.
Secara klinis, sinusitis dibagi menjadi beberapa
jenis, antara lain:
1. Sinusitis akut. Sinusitis
jenis ini biasanya berlangsung selama 4 minggu atau kurang.
2. Sinusitis subakut. Sinusitis
jenis ini biasanya berlangsung selama 4 sampai 8 minggu.
3. Sinusitis kronis. Sinusitis
jenis ini dapat berlangsung hingga 8 minggu lebih. Biasanya timbul akibat dari
sinusitis akut yang tidak ditangani dengan baik atau karena polip hidung.
4. Sinusitis kambuhan.
Sinusitis jenis ini dapat berlangsung lama dan dapat terjadi berulang kali
dalam setahun. Lebih sering disebabkan karena alergi.
Sebagian besar kasus sinusitis kronis terjadi pada
pasien dengan sinusitis akut yang tidak direspon atau tidak mendapat terapi. Peran
bakteri sebagai dalang patogenesis sinusitis kronis saat ini sebenarnya masih
dipertanyakan. Sebaiknya tidak menyepelekan pilek yang terus menerus karena
bisa jadi pilek yang tak kunjung sembuh itu bukan sekadar flu biasa. Jika
terapi obat tidak lagi efektif untuk meredakan gejala sinusitis kronis akibat
deviasi septum hidung atau polip, langkah pembedahan yang disebut prosedur
bedah sinus endoskopi fungsional (BSEF) biasanya diambil. Prosedur ini
dilakukan untuk membuka atau melebarkan sinus dengan cara mengangkat jaringan
misalnya polip hidung yang menyumbat saluran sinus dan memompa balon kecil
untuk membuka saluran sinus yang tersumbat atau dikenal sebagai dilatasi
kateter balon. Selanjutnya, dokter akan memasukkan implant untuk menjaga sinus
tetap terbuka dan menambahkan kortikosteroid yang diarahkan ke dinding sinus. Prosedur
BESF dilakukan di bawah pengaruh bius total dan menggunakan alat endoskopi,
yaitu selang kecil elastis yang dilengkapi dengan kamera di bagian ujungnya.
Kebanyakan penderita sinusitis memang diobati dengan
cara operasi dan seringkali hal ini tidak efektif. Oleh karena itu banyak
dilakukan penelitian untuk mencari tanaman obat tradisional sebagai alternatif
lain yang dapat dijadikan solusi untuk mengatasi sinusitis, dan salah satunya adalah
nanas. Nanas termasuk buah yang disukai banyak orang. Namun tak sedikit yang
menghindarinya karena rasa gatal yang muncul pada lidah setelah mengonsumsi
nanas. Rasa gatal itu muncul karena adanya enzim bromelain pada nanas yang
terdiri dari beberapa endopeptidase dan senyawa seperti fosfatase, glusidase,
peroksidase, selulase, escharase dan protease inhibitor. Bromelain adalah enzim
protease yang membantu proses pencernaan protein. Kendati demikian, bromelain
pada nanas juga memiliki banyak manfaat bagi kesehatan. Peneliti dari
Universitas Cologne di Jerman menemukan bahwa enzim bromelain sangat bermanfaat
untuk mencegah dan mengobati infeksi sinusitis. Bromelain ini dapat membantu
meringankan gejala sinus dan terbukti mampu mengurangi produksi lendir akibat
sinusitis. Bromelain mengandung sifat anti radang yang membantu mengurangi
inflamasi (peradangan) dan pembengkakan di saluran hidung. Hal ini berdasarkan
artikel yang dipublikasikan dalam Cellular and Molecular Life Sciences edisi
Agustus 2001. Bromelain juga terbukti pada penelitian dapat mengurangi
perdarahan pada pasien dengan rinosinusitis kronis. Bromelain berfungsi sebagai
antitrombotik, anti edema dan memiliki aktifitas fibrinolitik. Bromelain
mengurangi reaksi alergi sebagai salah satu pencetus terjadinya sinusitis,
sehingga juga berfungai sebagai anti alergi dan anti histamin.
Saat ini telah ada obat sinusitis dengan kandungan
enzim bromelain. Obat ini bernama paten Strovit. Strovit mengandung ekstrak
bromelain yang diambil dari batang buah nenas dan dikombinasi dengan ekstrak
jintan hitam yang terkenal dengan sebutan Habbatussauda. Habbatusssauda
mengandung senyawa thymoquinone dan nigellon yang berfungsi sebagai
antioksidan, anti histamin, anti inflamasi dan antibiotik alami yang dapat membunuh
bakteri penyebab sinusitis. Kombinasi dua ekstrak ini bekerja sinergis melawan
sinusitis dengan tuntas baik itu yang akut bahkan yang sudah kronis sekalipun,
sinusitis dijamin tidak akan pernah kambuh kembali dengan konsumsi obat ini
secara teratur. Jadi tunggu apa lagi, dapatkan segera obat ini di apotik-apotik
terdekat di kota Anda dan ucapkan selamat tinggal pada sinusitis.
INFORMASI PRODUK
POM TR183311891
Komposisi:
Tiap
Kapsul mengandung
Ekstrak Ananas comosus fructus (Batang buah) 200 mg
Ekstrak Nigella sativa semen 300 mg
|
Bentuk Sediaan:
5 Blister @ 10 Kapsul
@ 500 mg
HNA Rp 350.000
|
Cara Pemakaian:
3 kali sehari 1-2 kapsul
|
Indikasi:
Sinusitis
|
REFERENSI
1. Efiaty Arsyad. 2009 “Ilmu Kesehatan Telinga Hidung
Tengorok Kepala dan Leher”, Hendra, FK UI Jakarta.
2. Ah-See, KW. 2007. Sinusitis and Its Management.
British Medical Journal, 334(7589), pp. 358-361.
3. J.M Braun, et al. 2004. Therapeutic Use, Efficiency
and Safety of the Proteolytic Pineapple Enzyme Bromelain-POS® in Children with
Acute Sinusitis in Germany. Institute of Naturopathy, University of Cologne,
Robert-Koch-Str. 10, 50931 Cologne, Germany.
4. D. Passali, et al. 2018. Bromelain’s penetration into the blood and sinonasal mucosa in
patients with chronic rhinosinusitis. ACTA OTORHINOLARYNGOLOGICA ITALICA
2018;38: 225-228.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar